Rabu, 30 Maret 2011

Kadangkala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak bisa dilihat, dipegang. Namun…. ia bisa dirasakan dalam hati.


bismillah,
selalu saja bertanya mengapa, apa, dan alasan apa. Tidak! tidak!, semua itu tidaklah selalu bisa dijawab dan dijelaskan dengan kata-kata. Sesuatu yang membuat setiap orang merasa tertarik secara naluriah, intuisi. Sesuatu yang tidak bisa dikuantitatifkan atau dijelaskan dengan kata-kata.Sesuatu yang abstrak yang bisa membuat setiap orang berkata YA!
Dari Abu Musa al-Asy’ari رضي الله عنه, ia berkata : Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 

المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“Seseorang itu bersama orang yang ia cintai.” [Muttafaqun alaihi]
Ya, sebuah analogi dari kisah percintaan yang menarik sepasang suami istri yang membuatku menjadi faham bahwasanya tidak semuanya bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Dalam sebuah kisah percintaan yang menarik, sepasang suami istri berjalan di tepi danau yang indah. Kemudian sang istri bertanya kepada suaminya:
Istri: ”Mengapa abang menyukaiku? Mengapa abang cinta kepadaku?”
Suami: ”Abang tidak bisa menerangkan alasannya, namun begitu abang memang menyayangi dan mencintai kamu sayang”
Istri: ”Abang tidak bisa terangkan alasannya? Bagaimana abang bisa berkata sayang dan cinta kepadaku, sedangkan abang sendiri tidak bisa menerangkannya!
Suami: ”Betul, abang tak tahu alasannya, tetapi abang bisa buktikan bahwa abang memang sangat sayang dan cinta kepada mu;
Istri: ”Tak bisa membuktikan! Tidak! Hendaknya abang terangkan kepadaku alasannya. Teman temanku yang lain yang mempunyai suami, semuanya tau sebab dan alasannya mengapa suami mereka sayang kepada mereka, mereka bisa menerangkan mengapa mereka mencintai istri  mereka! Mereka bisa membuat puisi dan syair. Namun, abang tak bisa terangkan alasannya?
Sang suami menarik nafas panjang dan dia berkata” Baiklah! Abang mencintai kamu karena kamu cantik, mempunyai suara merdu, penyayang, dan selalu ada dalam ingatan abang. Abang juga suka akan senyummu, dan kemanapun kita melangkah, abang tetap sayang kepadamu.
Sang istri pun tersenyum dengan puas atas penjelasan suaminya tadi. Namun beberapa lama berselang, suatu hari sang istri mengalami nasib yang malang, ia menderita suatu penyakit.
Suaminya sangat bersedih hati dan menulis sepucuk surat kepada istrinya yang sangat dia sayangi dan dia cintai.
”Sayang! Jika disebabkan suaramu yang merdu aku mencintaimu… Sekarang bisakah kau bersuara? Tidak! Oleh karena itu aku tak bisa mencintaimu lagi.
Jika disebabkan kasih sayang dan ingatanmu aku mencintaimu, sekarang bisakah engkau menunjukkannya? Tidak!Oleh karena itu aku tak bisa mencintaimu lagi.
Jika disebabkan senyumanmu aku mencintaimu… Sekarang bisakah engkau tersenyum? Tidak!. Oleh karena itu aku tak lagi bisa mencintaimu.
Sekarang bisakah engkau melangkah menyambutku dikala aku pulang menyari nafkah? Tidak! Oleh karena itu aku tak lagi mencintaimu.
Jika cinta memerlukan sebab dan alasan, seperti sekarang. Aku tidak mempunyai alasan untuk mencintaimu lagi. Adakah cinta memerlukan alasan?
Tidak! aku masih mencintaimu dulu, kini, dan selamanya dan cinta tidak perlu ada alasannya.
Kadangkala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak bisa dilihat, dipegang. Namun…. ia bisa dirasakan dalam hati.
itulah tadi sebuah analogi, sebuah cerita yang membuatku sadar, bahwasannya tidak semuanya bisa dijelaskan dengan kata- kata. Ia bisa datang dan pergi begitu saja. Yang terakhir… Qaddarallahu wa ma syaa’a fa’al, Allah telah menakdirkan sesuatu dan apa yang Allah kehendaki pasti terjadi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar