Rabu, 30 Maret 2011

Cinta & Waktu | nice article

Beberapa waktu yan lalu saya mendapat tulisan ini dari teman saya yang menurut saya isinya sangat bagus, bagus deh pokoknya. :)
Mungkin anda sudah sering mendengar kisah ini.
Alkisah disebuah pulau, hiduplah beberapa orang yang abstrak. Mereka adalahCinta, Kekayaan, Kegembiraan, Kecantikan, dsb. Mereka hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Namun suatu hari datanglah badai kehidupan yang menyebabkan air meluap sangat tinggi dan hampir menenggelamkan pulau itu. Semua makhluk berusaha menyelamatkan diri.
Cinta yang tak bisa berenang hanya bersandar pada sebatang pohon kelapa sambil menunggu seseorang yang mungkin bisa menyelamatkannya. Air sudah mencapai lututnya. Kemudian lewatlah kekayaan dengan perahunya.
Cinta berteriak minta tolong :
“Kekayaan, kekayaan…! Tolonglah aku. Bolehkah aku ikut denganmu?”
“Maaf cinta aku tidak bisa membawamu dalam perahuku! Perahu itu sudah penuh dengan harta bendaku! “ jawab kekayaan.
Kekayaanpun terus mendayung perahunya perlahan meninggalkan pulau. Lewatlah kegembiraan dengan perahunya.
“Kegembiraan…! Tolonglah aku.” Teriak cinta.
Namun kegembiraan terus berlalu. Rupanya ia tidak mendengar suara cinta saking bahagianya. Kembali cinta terdiam sendiri. Lalu lewatlah kecantikan.
Kecantikan.. kecantikan, tolonglah aku…!
Namun kecantikan menolaknya.
“Tubuhmu kotor dan basah, nanti kau akan mengotori perahuku.”
Begitu jawabnya sambil terus mendayung perahunya. Bukan hanya kesal, tapi cinta juga merasakan sakit hati. Dari kejauhan datang sebuah perahu kembali datang, berharap ada yang dapat menolongnya.
“Kesedihan.. kesedihan.. kumohon tolonglah aku… tidak ada lagi yang dapat menolong selain Engkau.!”
“Maaf cinta, aku sedang sedih dan hanya ingin sendiria.” jawab kesedihan.
Air sudah sampai leher cinta, sebentar lagi dia akan tenggelam. Dia sudah putus asa dan menutup matanya. Menunggu nyawanya dicabut oleh Yang Maha Kuasa. Namun dari jauh datanglah sebuah perahu tua. Orang tua itu menarik tangan cinta dan memasukannya kedlaam perahu. Cinta terkejut bercampur bahagia. Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan cinta dan berlalu pergi. Cinta sadar bahwa dia tidak mengenal orang tua itu. Dia segera menanyakan pada penduduk setempat.
“Apakah engkau mengenal orang itu” tanyanya.
“Orang tua itu? Ouwh,,, dia adalah WAKTU”
“Tapi, mengapa dia menyelamatkanku, padahal aku tidak mengenalnya? Bahkan teman-teman dekatkupun tidak mau menolongku.” Sahut cinta
“Sebab, hanya waktulah yang tau berapa nilai cinta yang sesungguhnya.” Jawab penduduk itu.
INSPIRASI…
Salam keajaiban
“seiring berjalan waktu, cinta akan datang. Seiring berjalan waktu, cinta akan hilang”
Ketika kali bertemu dengan pasangan anda, anda tentu mendapat janji yang ruuar biasa. Terutama jika anda adalah wanita. Berbagai komitmen seperti sehidup semati, menjadi awan – awan kebahagiaan anda. Namun taukah anda, apa yang SEBENARNYA diinginkan pasangan anda? HANYA dia yang tau, apa yang dia inginkan dari anda. Apakah tubuh anda yang menarik, kecantikan atau ketampanan anda yang begitu menawan, garis keturunan anda, harta kekayaan anda, atau sifat-sifat yang ada dalam diri anda.
Semuanya akan ketahuan seiring berjalan waktu. Ketika anda tidak secantik atau setampan dahulu, ketika itu pula anda akan kena musibah. Karena cinta hanya berasal dari mata, berubahanya pandangan mata turut merubah nilai cinta itu. Namun apabila cinta berasal dari akal yang jernih, kalau Tuhan mengizinkan akan tahan lama. Toh, akal tidak menerima respon dari lingkungan dengan terlalu cepat tanpa pertimbangan.
Mungkin KISAH NYATA dibawah ini bisa mewakili makna cinta yang SESUNGGUHNYA. Saat berkelana di internet “saya ketemu” sebuah kisah nyata yang sangat menarik.
Cerita itu tentang kehidupan Bapak Suyitno 58 tahun. Kesehariaanya diisi dengan merawat istrinya yang lumpuh. Mereka sudah menjalani kebersamaan selama 32 tahun. Merekapun telah dikaruniai 4 orang anak. Keadaan rumah tangga Pak Suyitno mulai berubah setelah dikaruniai 4 orang anak. Tiba- tiba kaki istrinya lumpuh. Kondisi ini berlangsung hingga 2 tahun. Pada tahun ke 3 istrinya benar-benar lumpuh. (Hal ini bisa saja terjadi pada wanita pasca melahirkan. Kondisi ini dinamakan “Baby Blues”)
Walau demikian Pak Suyitno dengan sabar memandikan, merawat, membersihkan kotoran setiap hari. Agar tidak kesepian pak suyitno membopong istrinya di depan televisi. Tempat kerja Pak Suyitno memang tidak jauh dari rumahnya, sehingga dia bisa pulang pada siang hari untuk menyuapi istrinya. Meski tidak mendapat respon yang maksimal, Pak Suyitno menceritakan setiap hari pada istrinya apa yang dialaminya seharian. Rutinitas itu pak Suyitno jalani selama 25 tahun.
Pernah pada suatu kesempatan Pak Suyitno berkumpul dengan ke4 orang anaknya. Pada pertemuan itu anak sulungnya berkata:
“pak, kami ingin sekali merawat ibu. Semenjak kami kecil, bapaklah yang merawat ibu. Tidak ada sedikitpun keluhan yang keluar dari mulut bapak. Bahkan bapak tetap menginginkan ibu disini. Sudah ke4 kalinya kami meminta bapak untuk menikah lagi. Kami rasa ibupun akan mengizinkannya. Kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami ingin masa tua bapak merasakan ketenangan.”
Jawaban pak Suyatno,
“Anak2ku kalo pernikahan ini hanya untuk sekedar nafsu, mungkin DARI DULU bapak sudah menikah lagi. Tapi dengan adanya ibu disamping kalian, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian (sejenak kerongkonganku tersekat) kalian yang selalu bapak rindukan kehadiran didunia ini, berasal dari rahim ibumu. Tidak satupun yang dapat menggantikannya. Coba kalian Tanya apakah dia sengaja ingin keadaaanya menjadi seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia. Lantas apakah BATIN bapak bisa bahagia meninggalkan keadaan ibumu dalam keadaan seperti ini?”
Anak – anak Pak Suyatno tak bisa menahan haru. Sampai akhirnya Pak Suyatno di undang oleh salah satu pihak TV swasta untuk menjadi narasumber. Pada saat itulah Pak Suyitno bercerita :
“Jika manusia di dunia ini mengungkapkan cinta dalam pernikahannya, tetapi tidak mau memberi adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya untuk menjadi pendamping hidup saya. Sewaktu dia sehat, diapun sabar merawat saya. Mencintai saya dengan segenap jiwa dan raganya. Dan dia member saya 4 orang anak yang lucu – lucu. Sekarang dia sakit dan berkorban untuk cinta kami bersama. Dan itu merupakan ujian bagi saya apakah saya dapat memegang komitmen saya untuk dapat MENCINTAI DIA APA ADANYA. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya, apalagi dia sakit”
MASIH BANYAKKAH ORANG2 SEPERTI PAK SUYITNO DI DUNIA KITA??
Seorang laki2 yang RUUUAARR BIASA!!!
Karena cinta, duri menjadi mawar. Karena cinta cuka menjelma menjadi anggur segar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar