Ada yang tidak biasa di kantor Desa Rangkat sore ini, banyak warga yang berkumpul disana. Ada apakah gerangan???
Hansip Dorma juga terlihat sibuk mengatur kerumunan warga “hayo yang rapi, di buat dua barisan, jangan saling mendorong” teriak Dorma di kerumunan.
Wah ada apa ini, ada pemilihan Calon Kades baru kah? Seperti yang selama ini digembar-gemborkan warga Desa? Oh sepertinya bukan, ternyata ada demo dan sepertinya juga bukan demo menurunkan Kades. Lantas ada apakah gerangan di depan kantor balai Desa?
Satu persatu warga desa yang didominasi kaum ibu terlihat mulai menempati bangku yang telah di sediakan oleh panitia hingga terisi penuh, nampak pada bagian paling depan Mommy De Rangkat, Acik sang Sekertaris Desa, Jeng Asih, Bunda Yety, Bunda Yanti, Oma Eni dan tidak ketinggalan juga Pak Kades Hans ikut menyaksikan acara ini dari deretan kursi VVIP, ada juga sebagian warga lagi yang rela berdiri demi menyaksikan acara itu.
“Assalamualaikum ! selamat siang dan salam sejahtera buat kita semua” Sapa pembawa acara lantang, “Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk datang kesini menyaksikan acara ini, perkenalkan nama saya Pongky Ci Pocong Pinky” sambungnya memperkenalkan diri.
“Hari ini saya disini akan berbagi dengan anda semua yang ada disini tips-tips bagaimana cara mengolah makanan yang baik dan sehat” terang Pongky di depan kerumunan.
“Siang ini saya akan menyajikan beberapa masakan khas Indonesia diantaranya Nasi Tumpeng Kuning disertai pelengkapnya” sambung Pongky.
Wah ada apa ini, ada pemilihan Calon Kades baru kah? Seperti yang selama ini digembar-gemborkan warga Desa? Oh sepertinya bukan, ternyata ada demo dan sepertinya juga bukan demo menurunkan Kades. Lantas ada apakah gerangan di depan kantor balai Desa?
Satu persatu warga desa yang didominasi kaum ibu terlihat mulai menempati bangku yang telah di sediakan oleh panitia hingga terisi penuh, nampak pada bagian paling depan Mommy De Rangkat, Acik sang Sekertaris Desa, Jeng Asih, Bunda Yety, Bunda Yanti, Oma Eni dan tidak ketinggalan juga Pak Kades Hans ikut menyaksikan acara ini dari deretan kursi VVIP, ada juga sebagian warga lagi yang rela berdiri demi menyaksikan acara itu.
“Assalamualaikum ! selamat siang dan salam sejahtera buat kita semua” Sapa pembawa acara lantang, “Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk datang kesini menyaksikan acara ini, perkenalkan nama saya Pongky Ci Pocong Pinky” sambungnya memperkenalkan diri.
“Hari ini saya disini akan berbagi dengan anda semua yang ada disini tips-tips bagaimana cara mengolah makanan yang baik dan sehat” terang Pongky di depan kerumunan.
“Siang ini saya akan menyajikan beberapa masakan khas Indonesia diantaranya Nasi Tumpeng Kuning disertai pelengkapnya” sambung Pongky.
“Diantara anda semua pasti ada yang sudah mengetahui bagaimana cara membuat atau bahkan pernah membuat Nasi Tumpeng Kuning dirumah anda masing-masing, benar begitu Ibu-ibu?” Tanya Pongky disambut anggukan sebagian Ibu-ibu.
“Dan untuk mempersingkat waktu marilah kita mulai acara memasak ini,, pertama-tama Pongky akan menjelaskan bahan-bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat Nasi Tumpeng Kuning ini, yang pertama adalah 1 3/4 liter beras dicuci sampai bersih kemudian tiriskan, 1/4 liter beras ketan dicuci bersih kemudian di rendam semalaman, disini Pongky sudah menyiapkan beras ketan yang sudah direndam semalaman.” Terang Pongky sambil menunjukan beras ketan yang ditempatkan pada sebuah panci kecil di hadapannya.
” Pongky, kalau ga pake beras ketan gimana ?” Aya bertanya dari kerumunan
” Ooo..bener..sepakat dengan pertanyaan Aya, semisal ga ada beras ketan bagaimana ?” Bunda Enggar berkata sambil manggut manggut.
“Beras ketan disini berfungsi sebagai perekat pada saat membentuk tumpeng, kalau tidak ada beras ketanpun tidak apa-apa hanya saja akan sulit saat membentuknya” Jawab Pongky
“Oh jadi begitu toh Pongky” timpal Aya paham
“Okey saya lanjutkan kembali, 1,5 liter santan dari satu butir kelapa, 5 lembar daun salam sobek bagian tengahnya supaya harumnya lebih tercium, 3 batang sereh dimemarkan, 1 buah jeruk nipis ambil airnya, 4 batang kunyit disangrai kemudian di parut dan di ambil airnya, garam secukupnya.” Terang Pongky menunjukan satu persatu bahan yang disebutkanya dengan bersemangat. Sambil menyiapkan peralatan memasak, nampak sebagian warga peserta demo masak mencatat apa yang dikatakan Pongky.
“Untuk cara pembuatan cukup mudah dan simple, yang pertama beras dan ketan di kukus sampai 1/2 matang kurang lebih 10 sampai 15 menit,” Pongky menjelaskan sambil memasukan bahan-bahan tadi kedalam kukusan.
“Sementara beras dan ketan dikukus, kita siapkan panci lain untuk merebus santan beserta daun salam, sereh, sedikit garam, air jeruk nipis dan air kunyit. Biarkan mendidih sambil diaduk-aduk terus agar tekstur santan tidak pecah.” Semua warga memperhatikan Pongky dengan seksama seakan tidak mau ketinggalan tahapan demi tahapan.
“Setelah santan mendidih, beras dan ketan yang sudah dikukus tadi, dimasukan kedalam santan atau diaron sampai airnya habis, matikan apinya, tutup dan biarkan,” Ucap Pongky sambil menyiapkan dandang besar untuk mengukus,
“sementara itu panaskan dandang atau panci kukus, lalu kukus beras dan ketan yang telah diaron tadi sampai matang kurang lebih 1 jam. Bila sudah matang nasi kuning dapat langsung di cetak dalam keadaan panas dengan bentuk yang di kehendaki.”
“Dan inilah hasil akhirnya ” Pongky mengambil nasi tumpeng kuning yang sudah berbentuk kerucut di meja belakangnya.
“Dan untuk mempersingkat waktu marilah kita mulai acara memasak ini,, pertama-tama Pongky akan menjelaskan bahan-bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat Nasi Tumpeng Kuning ini, yang pertama adalah 1 3/4 liter beras dicuci sampai bersih kemudian tiriskan, 1/4 liter beras ketan dicuci bersih kemudian di rendam semalaman, disini Pongky sudah menyiapkan beras ketan yang sudah direndam semalaman.” Terang Pongky sambil menunjukan beras ketan yang ditempatkan pada sebuah panci kecil di hadapannya.
” Pongky, kalau ga pake beras ketan gimana ?” Aya bertanya dari kerumunan
” Ooo..bener..sepakat dengan pertanyaan Aya, semisal ga ada beras ketan bagaimana ?” Bunda Enggar berkata sambil manggut manggut.
“Beras ketan disini berfungsi sebagai perekat pada saat membentuk tumpeng, kalau tidak ada beras ketanpun tidak apa-apa hanya saja akan sulit saat membentuknya” Jawab Pongky
“Oh jadi begitu toh Pongky” timpal Aya paham
“Okey saya lanjutkan kembali, 1,5 liter santan dari satu butir kelapa, 5 lembar daun salam sobek bagian tengahnya supaya harumnya lebih tercium, 3 batang sereh dimemarkan, 1 buah jeruk nipis ambil airnya, 4 batang kunyit disangrai kemudian di parut dan di ambil airnya, garam secukupnya.” Terang Pongky menunjukan satu persatu bahan yang disebutkanya dengan bersemangat. Sambil menyiapkan peralatan memasak, nampak sebagian warga peserta demo masak mencatat apa yang dikatakan Pongky.
“Untuk cara pembuatan cukup mudah dan simple, yang pertama beras dan ketan di kukus sampai 1/2 matang kurang lebih 10 sampai 15 menit,” Pongky menjelaskan sambil memasukan bahan-bahan tadi kedalam kukusan.
“Sementara beras dan ketan dikukus, kita siapkan panci lain untuk merebus santan beserta daun salam, sereh, sedikit garam, air jeruk nipis dan air kunyit. Biarkan mendidih sambil diaduk-aduk terus agar tekstur santan tidak pecah.” Semua warga memperhatikan Pongky dengan seksama seakan tidak mau ketinggalan tahapan demi tahapan.
“Setelah santan mendidih, beras dan ketan yang sudah dikukus tadi, dimasukan kedalam santan atau diaron sampai airnya habis, matikan apinya, tutup dan biarkan,” Ucap Pongky sambil menyiapkan dandang besar untuk mengukus,
“sementara itu panaskan dandang atau panci kukus, lalu kukus beras dan ketan yang telah diaron tadi sampai matang kurang lebih 1 jam. Bila sudah matang nasi kuning dapat langsung di cetak dalam keadaan panas dengan bentuk yang di kehendaki.”
“Dan inilah hasil akhirnya ” Pongky mengambil nasi tumpeng kuning yang sudah berbentuk kerucut di meja belakangnya.
Kemudian mempersilahkan kepada warga peserta demo sekedar mencicipi alakadarnya.
Nampak Dorma dengan semangat membawa piring berukuran besar. Tidak ketinggalan Aya dan Ranti, berebut ingin segera mencicipi nasi kuning ala Pongky.
Sementara Pongky sang juru masak, merasa puas karena hasil karyanya mendapa apresiasi dari para warga Rangkat.